Selasa, 10 September 2019

Dampak Penggunaan Narkoba Bagi Generasi Muda


Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak – kanak menuju dewasa. Disamping itu, masa remaja juga merupakan masa yang mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan rawan terhadap pengaruh – pengaruh negatif, seperti penggunaan narkoba, merokok, melakukan kejahatan kriminal, tawuran, bahkan sampai seks bebas. Kenakalan remaja dari tahun ke tahun semakin meningkat. Kenakalan remaja itu sendiri merupakan suatu perilaku menyimpang yang melanggar norma dan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Dewasa ini, kenakalan remaja yang sering temui adalah penggunan narkoba. Narkoba bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kita. Kita telah sering mendengar dan membaca berita tentang narkoba baik di media elektronik maupun media cetak. Di Indonesia, peredaran narkoba sudah menjadi permasalahan serius yang harus segera diatasi. Hingga kini, penyebaran narkoba sudah hampir tidak bia di cegah. Mengingat bahwa saat ini teknologi sudah semakin canggih. Hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudahnya mendapatkan narkoba dari oknum – oknum yang tidak bertanggungjawab.
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan adiktif lainya. Narkoba adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Penyebab penyalahagunaan narkoba pada generasi muda dapat disebabkan oleh duafaktor, yaitu :
  1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, seperti kecemasan, depresi serta kurangnya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan dalam penyalahgunaan obat-obat terlarang ini. Remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna narkoba.
  2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan. Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh positif dan terhidar dari penyalahgunaan narkoba.
Menurut data yang diterima oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah penyalahgunaan narkoba di Tanah Air mencapai 3,5 juta orang pada tahun 2017 lalu. Bahkan hampir 1 juta orang diantaranya telah menjadi pecandu. Kebanyakan dari korban-korban tersebut adalah remaja. Menanggapi fenomena ini pemerintah telah menetapkan negara kita sedang berada dalam keadaan darurat dalam penyalahgunaan narkoba. Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Ketergantungan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
►Dampak Fisik:
  • Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
  • Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah.
  • Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim.
  • Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
  • Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.
  • Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual.
  • Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid).
  • Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.
  • Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian.
►Dampak Psikis dan Sosial bagi pemakai narkoba antaralain :
  • Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.
  • Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga.
  • Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.
  • Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.
  • Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.
  • Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan.
  • Merepotkan dan menjadi beban keluarga.
  • Pendidikan menjadi terganggu, masa depan  suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
Seperti pengalaman teman saya yang sempat menggunakan narkoba, saya melihat banyak perubahan pada dirinya dalam bentuk fisik maupun psikis. Perubahan fisik dan psikis yang sangat terlihat oleh saya adalah nasfu makannya yang meningkat sehingga membuat berat badannya menjadi naik drastis, selain itu saya juga merasakan sifatnya lebih emosional dan sulit berkonsentrasi ketika berbicara. Jenis narkoba yang digunakan teman saya adalah ganja. Penggunaan narkoba dalam bentuk apapun menurut saya sangat berbahaya, apalagi pendidikan teman saya menjadi terganggu dan sampai di Drop Out dari sekolah akibat menggunakan obat- obatan terlarang tersebut. Bahkan teman saya sampai sempat di rehabilitasi agar dapat kembali seperti sediakala.
Oleh karena itu, narkoba sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup bangsa ini. Hal ini dikarenakan barang haram ini dapat menghancurkan masa depan generasi muda sebagai calon penerus bangsa. Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap generasi muda. Banyak hal yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja dalam penyalahgunaan narkoba, dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu :
  • Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
  • Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 – 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
  • Tersier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

Rabu, 04 September 2019

Bagaimana Menjauhkan Anak dari Seks Bebas?

lead image

Ancaman seks bebas kini semakin mengintai putra-putri kita. Langkah terbaik apa yang sebaiknya kita lakukan? Berikut rangkumannya untuk Anda


Keterbukaan dalam keluarga, salah satu cara untuk menghindarkan anak dari seks bebas
Masih hangat dalam ingatan kita, berita tentang kasus pelajar SMP di Jakarta dengan aksi tindakan seks bebas. Tak lama kemudian nyaris hampir setiap hari kita disuguhi aneka berita seks bebas dengan kasus serupa. Sebagai orang tua, terlebih ibu, kita pasti memiliki kekhawatiran serupa kepada putra-putri kita.
Melepaskan anak-anak kita dengan perasaan was-was atau malah mengurungnya untuk menghindarkan dari hal-hal yang tak diiginkan tentu bukan hal yang bijaksana. Langkah yang paling tepat adalah mengadakan tindakan preventif agar anak kita siap dan terhindar dari perilaku seks bebas atau penyimpangan seks lainnya. Berikut saya merangkum beberapa tips dari para ahli parenting berkaitan dengan masalah tersebut
1. Mulailah dengan doa
Tujuannnya agar apa yang kita sampaikan ditanamkan oleh Tuhan ke dalam dada anak kita. Agar kita tak terpeleset saat memberi penjelasan, hingga menggelincirkan anak ke jalan yang tidak di kehendaki olehNya. MIsalkan ketika anak bertanya, “Kenapa kalo ada orang gede ditolak ama cewek mesti bilang, ntar gue pellet lu? Emangnya pellet itu apa”? Tentu tak mungkin bagi kita untuk mengatakan bahwa itu sejenis sihir atau sulap untuk membuat seorang wanita suka pada laki-laki bukan? Akan lebih baik bila kita katakan, “Suatu cara yang tidak disukai Tuhan untuk mempengaruhi perasaan orang lain.”
2. Perluas pemahaman pendidikan seks kita menjadi pendidikan seksualitas
Ada perbedaan antara pendidikan seks dan pendidikan seksualitas. Pendidikan seks hanya berisi tentang bagaimana antomi, dan fungsi organ reproduksi. Sementara pendidikan seksualitas, cakupannya lebih dari itu. Ia mencakup bagaimana seseorang harus menjaga diri dari perilaku seksual yang tidak sehat, dengan menjaga tata nilai sosial, agama, dan kepribadian.
Pendidikan inilah yang seharusnya kita berikan sedini mungkin. Perbanyak bacaan, hadiri seminar, mengikuti forum-forum parenting, akan membuat orang tua semakin banyak ilmu dan lebih mudah menjawab pelbagai pertanyaan anak. Tak ada waktu? Ajak anak untuk mengunjungi sekolah-sekolah atau LSM tumbuh kembang anak untuk membicarakan/ membimbing mereka pada permasalahan ini.
Atau saat ini Parents merasa bingung bagaimana memulainya? Gunakan buku sebagai sarana. Pada saat ini ada banyak buku yang mengajak anak untuk mengenali anatomi tubuhnya. Lebih lanjut tentang trik bicara seks pada anak ada pada artikel ini.
Artikel terkait: Tips bicara seks dengan anak

3. Ubah pola pengasuhan otorier kita
Banyak ahli berpendapat bahwa salah satu penyebab dari anak berkehendak mencoba seks bebas adalah karena rasa ingin tahunya yang tak terpuaskan. Hal ini dapat terjadi karena mereka enggan untuk terbuka kepada orang tua tentang seks (termasuk juga masalah lainnya). Hasilnya anak akan berlari ke internet, teman, atau rujukan lain yang belum tentu benar (film, DVD porno)
Untuk itu penting kiranya kita mengubah pola pengasuhan menjadi lebih terbuka kepada anak. Memang tidak mudah, tapi tidak berarti tidak dapat dilakukan. Luangkan waktu dengan anak. Jangan hanya tanyakan masalah sekolah dan lesnya; tanyakan juga tentang pemikirannya dengan isu-isu yang sedang tren saat ini. Dengan cara ini orang tua dapat mengetahui bagaimana pemikiran anak terhadap suatu masalah. Habiskan akhir pekan dengan anak. Untuk sementara hindarkan dulu aneka gadget, BB atau apapun yang dapat mengganggu kebersamaan dengan anak.
Cek di sini apakah pola pengasuhan kita sudah benar
4. Awasi, awasi, dan awasi
Mengutip perkataan Bill Cosby dalam salah satu acara Oprah winfrey, bahwa rumah kita adalah hak kita. Jadi jangan sampai kita tidak tahu dengan apa yang terjadi pada setiap sudut rumah kita. Berapa pun usianya, mari awasi anak-anak kita.
Dari sebuah seminar parenting bersama Bunda Elly Risman M.Psi, dari Yayasan Buah Hati Kita, diperoleh sebuah data yang mencengangkan bahwa anak sekarang sudah berani untuk mengajak melakukan hubungan seks bebas dengan teman atau pacarnya. Modusnya sangat unik, mereka menulis SMS dengan gaya alay, namun cara membacanya harus dengan membalikkan HP. Cara seperti ini tentu saja tidak akan dengan mudah kita ketahui. Belum lagi video porno dan gambar-gambar berbau seks bebas yang mudah sekali diunduh melalui telepon selular.
Ditambah pula  aneka game (GTA San Anderson misalnya) ternyata juga mengandung pornografi di level akhir permainan (bonus tertinggi dari permainan adalah melakukan hubungan seks virtual bersama seorang WTS). Kondisi seperti ini sungguh sangat memprihatinkan. Penting bagi orang tua untuk selalu mengecek kamar anak, paling tidak seminggu sekali. Periksa kolong tempat tidurnya, buku bacaannya, meja belajar, dan almari pakaiannya. Tentu saja jangan sampai anak tahu kita melakukan hal ini.
Cek game, majalah dan buku non pelajaran seperti apa yang dia beli. Atur jam nonton TV. Beri pengaman pada internet dan pasang internet di tempat keluarga. Yang tak kalah penting lagi, jangan jadi gaptek. Sebelum memberikan gadget pahami dulu akses apa saja yang bisa anak lakukan dengan gadget tersebut.
Mungkin perlu juga kita tiru trik parenting Kaka Slank berikut ini. Ia hanya mengijinkan anak-anaknya nonton TV dan main game di akhir pekan. Sementara gadget diberikan setelah anak- anaknya menginjak usia SMA.
Sebagai penutup, jangan lupa iringi semua usaha dengan doa, agar Tuhan selalu menjaga setiap langkah dan gerak hati serta fikir putra-putri kita pada jalan yang Ia ridhoi. Mari Parents, jauhkan anak-anak kita dari seks bebas dan perilaku yang menyimpang lainnya.

15 Cara Menghindari Pergaulan Bebas pada Remaja

Pergaulan bebas biasanya digunakan untuk menyebutkan cara bergaul yang sudah menyimpang dari norma sosial dan agama, yaitu pergaulan yang tidak menabukan minum alkohol, melakukan seks bebas, obat – obatan dan segala hal yang menyimpang lainnya. Bicara mengenai pergaulan bebas, biasanya hal tersebut mengarah kepada para remaja. Memasuki usia remaja, itu adalah masa dimana seorang anak mulai mencari jati dirinya dan mencoba – coba berbagai hal baru yang dianggapnya bisa membuatnya menjadi lebih dewasa. Dengan kata lain, usia remaja adalah saat dimana seorang anak memasuki fase yang paling labil dalam kehidupannya.
ads
Seiring dengan perkembangan zaman, pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai taraf yang mengkhawatirkan. Kecanggihan teknologi dan kemudahan berkomunikasi serta tersedianya beragam fasilitas justru membuat para remaja mempunyai kebebasan yang melewati batas. Remaja mudah mengakses beragam informasi yang menyesatkan dan tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku, serta langsung menirunya karena menganggap hal tersebut membuat mereka lebih hebat. Banyak orang tua yang memberikan akses internet tanpa menyadari dampaknya terhadap anak yang terpengaruh akan sulit menghindari pergaulan bebas.
baca juga:

Penyebab Pergaulan Bebas

Sebenarnya pergaulan bebas yang dilakoni para remaja ini merupakan sebuah persoalan yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara sekilas saja. Beberapa penyebab yang menjadi latar belakang pergaulan bebas tersebut antara lain:
  • Kurangnya Pengawasan Keluarga – Kurangnya kontrol sosial dari lingkungan terutama keluarga membuat seorang remaja merasa bebas untuk melakukan apa yang dia anggap benar dan tidak mendapatkan bimbingan tentang hal yang benar dan salah. Kekurangan perhatian di rumah sering membuat anak melakukan cara membahagiakan diri sendiri yang salah.
  • Lingkungan yang Kurang Baik – Apabila seseorang tidak mendapatkan contoh yang baik dalam kesehariannya atau tumbuh dalam lingkungan yang bebas, maka ia tidak akan tahu bagaimana caranya bergaul sesuai dengan norma yang telah ditetapkan dalam masyarakat.
  • Salah Memilih Teman – Teman yang dimiliki dapat memberikan pengaruh positif dan juga negatif, bahkan bisa mempengaruhi seseorang untuk melakukan pergaulan bebas. Apabila seseorang tidak memilih teman yang dapat memberikan pengaruh positif, maka ia dapat terjerumus kepada pergaulan bebas.
  • Akses Informasi – Kemudahan mendapatkan beragam informasi juga turut mendorong terjadinya pergaulan bebas. Anak kecil sekalipun dapat mengakses informasi yang tidak sesuai dengan norma dan adat ketimuran atau keagamaan, misalnya informasi yang memuat konten mengenai hal – hal berbau seksual yang mudah ditiru.

Menghindari Pergaulan Bebas

Diantara serbuan informasi yang turut mempengaruhi para remaja untuk berlaku bebas, bukan tidak mungkin sebenarnya untuk menghindari hal tersebut. Cara menghindari pergaulan bebas dengan benar dapat dilakukan melalu suatu proses sejak seseorang berusia dini.

1. Memperkuat Pendidikan Agama
Anak yang mempunyai dasar pendidikan agama serta moral yang kokoh tidak akan mudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas, karena ia tahu dan bisa membedakan hal yang benar dan salah. Pendidikan agama dan moral dapat memperkuat iman seseorang sejak dini. Jika sejak kecil seseorang telah tertanam mengenai pengertian benar dan salah, biasanya ia akan dapat menghindari pergaulan bebas yang jelas – jelas merupakan hal yang tidak benar.

2. Membentuk Karakter yang Positif
Pembentukan 4 karakter manusia sejak kecil sangat diperlukan agar ia dapat menjadi pribadi yang kuat dan berpendirian kokoh, sehingga walaupun mempunyai kesempatan untuk hidup bebas, ia dapat mengendalikan dirinya. Teguh berpegang pada prindip hidup merupakan salah satu cara untuk menghindari pergaulan bebas.

3. Memilih Teman 
Seperti telah disebutkan diatas, pemilihan teman yang kurang sesuai akan mempermudah seseorang terjerumus ke dalam pergaulan yang bebas. Karena itulah penting untuk memilih teman dan mengenali tipe kepribadian manusia yang sekiranya dapat memberikan pengaruh positif, seperti bagaimana cara menjadi pribadi yang menyenangkan .

4. Mempererat Hubungan Orangtua dan Anak
Hubungan orang tua dan anak yang erat secara langsung akan memberikan pengawasan yang lebih baik kepada anak. Jika anak dekat dan terbuka dengan orang tua, mereka akan dapat langsung bertanya mengenai berbagai macam persoalan bahkan yang dianggap sensitif dan tabu seperti seks bukannya mencari informasi yang bisa jadi menyesatkan pada pihak lain.

5. Memberikan Pendidikan Seks Pada Anak dan Remaja
Keingin tahuan remaja mengenai hal yang berkaitan dengan seksualitas terkadang tidak mendapatkan penyaluran yang benar, sehingga mereka terkadang akan mencari tahu melalui jalan yang salah. Informasi yang berkaitan dengan seksualitas sepatutnya didapatkan anak sejak dini, tentu saja disesuaikan dengan bahasa yang cocok dengan usia anak. Dengan demikian mereka juga dapat mengetahui bahaya dan akibat dari pergaulan bebas.

6. Menghindari Lingkungan yang Tidak Kondusif
Setelah keluarga, tempat anak bersosialisasi adalah lingkungan. Jika anak berada pada lingkungan yang positif, yaitu yang memegang teguh  maka ia juga akan mencontoh hal yang positif tersebut dan sebaliknya. Apabila anak berada pada lingkungan yang tidak kondusif maka pengaruh dari lingkungan tersebut bisa membuatnya menjadi berperilaku menyimpang dari norma sosial yang ada.

7. Mengisi Waktu Luang
Salah satu faktor yang turut memberi kesempatan bagi remaja untuk tergiur dengan kehidupan bebas adalah tersedianya banyak waktu luang. Apabila waktu luang tersebut diisi dengan kegiatan yang positif dan berguna, maka tidak akan ada waktu untuk memikirkan hal – hal yang menyimpang. Cara bergaul bagi orang pendiam dapat dilakukan dengan mengisi waktu melalui kegiatan positif.

8. Memperluas Pengetahuan
Ada kutipan yang menyatakan bahwa knowledge is power, artinya pengetahuan adalah kekuatan yang akan membuka cakupan wawasan yang luas. Seseorang akan mudah menentukan pilihan hidupnya karena ia sudah mengetahui banyak tentang berbagai sisi dan dampak dari pilihan – pilihan yang dia buat. Sebaliknya, apabila seseorang hanya memiliki sedikit pilihan, ia tidak akan tahu bahwa ada banyak pilihan yang lebih baik untuk kehidupannya. Misalnya, jika ia tidak mempunyai pilihan lain selain gaya hidup bebas, maka ia tidak akan dapat melakukan cara menghindari pergaulan bebas.

9. Memperbaiki Komunikasi dengan Keluarga
Kesenjangan komunikasi antara orang tua dan anak juga dapat menyebabkan anak memilih jalan menyimpang seperti pergaulan bebas. Hal ini terjadi karena anak tidak mendapatkan bimbingan yang dibutuhkannya dari orang tua. Diperlukan sikap yang lebih luwes dari orang tua untuk dapat memahami jalan pikiran anak agar dapat berkomunikasi dengan lancar dan tercipta saling pengertian.

10. Taat Kepada Hukum
Pergaulan bebas tidak hanya melanggar norma sosial melainkan juga melanggar peraturan dan norma hukum, sebab identik dengan seks bebas, obat – obatan dan minum alkohol. Semua hal tersebut berpotensi membuat seseorang melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Cara menghindari pergaulan bebas dan cara menghindari kebiasaan buruk tersebut yaitu dengan membuat anak tahu mengenai hukum yang berlaku dan apa akibatnya jika melanggar.

11. Menerima Diri Sendiri
Terkadang alasan seseorang memasuki pergaulan bebas adalah untuk diterima oleh lingkungannya. Orang seperti ini biasanya selalu merasa tidak punya cukup kepercayaan diri dan sulit mencari cara agar selalu berpikir positif. Maka ia ingin membuktikan diri dengan menjadi orang yang bebas tanpa terikat pada norma sosial. Agar terhindar dari peragaulan bebas, maka seseorang harus menjadi pribadi yang tahu cara meningkatkan rasa percaya dirinya.

12. Membatasi Pergaulan
Pergaulan bebas bukanlah cara hidup yang baik karena banyaknya kerugian yang akan ditimbulkan pada seseorang jika menjalaninya. Untuk menghindari pergaulan bebas, ada baiknya jika membatasi pergaulan kepada lingkungan atau teman yang hanya akan memberikan pengaruh positif.

13. Menetapkan Tujuan Hidup
Orang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya akan sangat mudah tersesat. Termasuk terjerumus pada pergaulan bebas. Maka sangat penting bagi seseorang untuk mengetahui apa tujuan hidupnya dengan tepat, agar dapat memfokuskan diri pada hal yang diperlukan untuk mencapainya dan tidak teralihkan oleh hal – hal yang buruk.

14. Menjaga Tingkah Laku
Berpacaran merupakan bagian dari kehidupan yang dijalani oleh para remaja, karena pada usia ini mereka sudah mulai mengembangkan ketertarikan pada lawan jenis. Perlunya menjaga tingkah laku selama berpacaran agar tetap berlaku sewajarnya pada norma sosial dan tidak menyalahi ajaran agama sangat penting untuk menghindari pergaulan bebas.

15. Membatasi Waktu di Luar Rumah
Terlalu banyak waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan di luar rumah yang kurang bermanfaat, membuka peluang bagi pengaruh buruk untuk masuk. Jika bisa, batasilah kegiatan di luar rumah yang kurang penting agar dapat memfokuskan diri kepada cara hidup yang positif.

Untuk menghindari pergaulan bebas memang tidak bisa dilakukan hanya dari satu sisi saja, atau dilakukan oleh anak tanpa dukungan orang tua dan lingkungannya. Melainkan diperlukan kepribadian yang kuat yang terbentuk sejak anak masih berusia dini agar ia dapat menentukan sendiri hal yang baik dan buruk. Dasar – dasar nilai moral dan agama yang diletakkan orang tua ketika mendidik anak sangatlah penting untuk menjauhkan anak dari berbagai cara hidup yang salah dan merusak diri sendiri.

Senin, 02 September 2019

Marakya Budaya Sex di Era Globalisasi

Maraknya Budaya Seks Bebas di Era Globalisasi: Suatu Refleksi Moral

photo google.com

A. Pendahuluan
Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang dimulai umur 8 – 14 tahun (Agustiani:2006). Mengutip pandangan Sarlito W.Sarwono dalam buku yang berjudul Psikologi Remaja,bahwa pada masa pubertas inilah masa di mana mereka mencari jati diri dan arti dari hidup. Pada masa-masa ini pula remaja memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar dalam segala hal. Tak heran apabila beberapa diantara mereka seringkali mengambil keputusan yang berisiko hanya untuk merasakan hal-hal yang belum mereka ketahui, termasuk misteri seksualitas. Banyak diantara mereka yang merasakan tidak sabar akan hal tersebut.
Di era globalisasi seperti yang kita alami saat ini, remaja harus terselamatkan dari dampak negatif globalisasi. Globalisasi memiliki arti mendunia yang ibaratnya kebebasan. Banyak kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk, sementara budaya tersebut tidak cocok dengan kebudayaan kita yang ketimuran(http://da-pe-t.blogspot.co.id). Sebagai contoh kebudayaan seks bebas yang marak terjadi di budaya barat yang tidak cocok dengan kebudayaan kita serta bertolakbelakang dengan dasar negara kita, Pancasila.Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang.Istilah “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada.Masalah seks bebas ini sering muncul baik di lingkungan maupun di media massa.
Pada saat ini kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkkaatirkan. Sebanyak 63% remaja sudah pernah melakukan hubungan seks dengan kekasihnya maupun orang sewaan untuk memuaskan hawa nafsu mereka (daerah.sindonews.com). Hal ini terbukti pada saat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kemenkes melakukan survei pada Oktober 2013 dilansir dari data m.kompasiana.com. Persentase yang cukup besar ini sangat memprihatinkan dan menarik perhatian. Terlebih hal tersebut dilakukan rata – rata dalam hubungan yang belum sah.
Kasus serupa yang dilansir dari data http://daerah.sindonews.com, bahwa tercatat hingga bulan Juni 2016 setidaknya ada 47 siswi SMA dan SMP yang hamil akibat seks  bebas yang mereka lakukan. Data di Pengadilan Agama Kabupaten Ponorogo,misalnya, mengatakan ada 47 pelajar SMA dan SMP yang hamil serta putus sekolah. Sangat mengharukan apabila generasi penerus bangsa ini dirusak oleh hal – hal yang seharusnya belum mereka jajaki.
Seks bebas yang tak lazim untuk dilakukan ini memiliki dampak dalam berbagai hal, yaitu mental, psikologi,dan kesehatan reproduksi.
Data http://daerah.sindonews.com menyebutkan bahwa 10 mahasiswa di Tulungagung tertular HIV/AIDS setelah melakukan seks bebas. Mereka terinfeksi HIV/AIDS diakibatkan pasangannnya seringkali bergonta – ganti pasangan. Dapat dilihat bahwa akibat adanya seks bebas ini adalah munculnya penyakit serius yang tidak hanya membahayakan diri sendiri namun juga membahayakan orang lain.
Permasalah seks bebas pada remaja adalah permasalahan yang serius dan segera perlu diatasi agar tidak menyebabkan generasi penerus bangsa yang tidak ber-Pancasila. Remaja adalah calon generasi penerus bangsa yang memegang kunci masa depan bangsa ini. Berdasarkan data dan kasus yang terjadi, maka masalah yang perlu kita bahas adalah refleksi tentang penyebab, dampak, dan solusi untuk menangani maraknya budaya seks bebas di era globalisasi ini.

B. Refleksi tentang Penyebab Munculnya Budaya Seks Bebas
Awal mula seorang remaja terjerumus untuk melakukan seks bebas tidak mungkin langsung begitu saja terjadi. Pasti ada hal yang menyebabkan mereka ingin melakukan hal tersebut. Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan remaja melakukan seks
bebas :
1. Kekuatan iman yang memudar
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karna kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karna agama adalah fondasi bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja kurang, apalagi pengetahuan diluar agama tentu sangat kurang.
2. Kurangnya perhatian orang tua.
Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak karena perhatian orang tua sangat diperlukan oleh seseorang karna orang tualah yang paling dekat dengan anak. Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak akan mudah terjerumus dalam hal – hal yang buruk. Tetapi ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang tergolong memiliki keprobadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalan penyesalan pada akhir perbuatannya
3. Rasa ingin tahu
Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa sensasi seks terasa di awang – awang , ditambah lagi adanya infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa mereka sadari bahwa percobaan tersebut berbahaya.
4. Tontonan tidak mendidik
Di era globalisasi ini, banyak sekali tontonan yang sangat merusak melalui perantara internet maupun televisi. Tontonan yang baik menghasilkan perilaku yang baik dan tontonan yang buruk menghasilkan perilaku yang buruk. Di era ini, banyak sekali tontonan “panas” yang menjadi asupan remaja. Hal ini sangat mendorong remaja untuk menirukan apa yang mereka lihat karena keingintahuan mereka yang
sangat besar.
5. Rendahnya pengetahuan tentang bahaya seks bebas.
Bagi mereka yang pernah merasakan seksualitas, seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi pergaulan mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang akan dilakukan dapat memudahkan untuk terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif.
6. Salah bergaul
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja. Apabila seorang remaja sudah salah dalam memilih teman maka akibatnya akan fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang ingin masa depannya cerah ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman.
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali. Namun hal yang terpenting adalah memperkuat iman setiap remaja. Karena jikalau iman remaja tersebut kuat, untuk melakukan hal yang dianggapnya menyimpang pun takkan dilakukan.

C. Refleksi tentang Dampak Negatif Budaya Seks Bebas
Budaya Seks bebas lebih banyak menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan dan martabat kaum remaja atau dewasa yang melakukannya. Dampak negatif tersebut adalah:
1. Hilangnya harga diri
Hilangnya kehormatan dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan memori buruk yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan wanita yang masih menjaganya.
2. Prestasi menurun
Apabila seorang remaja sudah melakukan seks bebas, maka pikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses belajar akan menurun. Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan lain sebagainya dapat menurunkan prestasi remaja tersebut.
3. Hamil di Luar Nikah
Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi pelaku. Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan pelaku jika ketahuan siswanya kedepatan ada yang hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil diluar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.
4. Aborsi dan Bunuh Diri
Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan pikiran pelaku, guna menutupi keburukan ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya dan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.
5. Tercorengnya Nama Baik Keluarga
Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga diidam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang mendalam dihati keluarga.
6. Tekanan Batin
Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan tersebut pelaku akan sering murung dan berpikir yang tidak rasional.
7. Terjangkit Penyakit
Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit kelamin yang mematikan, seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim. Jika hal tersebut terus dilakukan, penyakit tersebut dapat menularkannya pada orang lain disekitarnya dan cukup membahayakan.

D. Refleksi Moral Menangkal Budaya Seks Bebas
Tidak ada suatu persoalan atau masalah yang tanpa solusi. Persoalan seks bebas harus ditangani oleh orang tua, sekolah, Pemerintah, dan remaja sendiri. Diperlukan refleksi moral untuk menangkalnya. Berikut refleksi moral yang dapat dilakukan untuk menangkal budaya seks bebas:
1. Hindari lingkungan yang buruk
Lingkungan merupakan area bersosialisasi setelah keluarga. Ketika lingkungan yang digunakan untuk bersosialisasi bukanlah lingkungan yang baik, maka perilaku menyimpang dapat saja terjadi. Menjadi pekerjaan orang tualah untuk mendidik anaknya supaya dapat mengerti baik dan buruk suatu perilaku sejak dini. Namun terkadang karena kesibukan dari orang tua maka anak yang tidak mendapat pengawasan dengan baik dan akhirnya banyak dari mereka yang terjerumus pada pergaulan bebas.
Banyak dari orang tua yang berdalih jika pekerjaan mereka adalah untuk kebutuhan anak juga. Hal ini memang dibenarkan namun ketika anak merasa diabaikan maka sebagai pelampiasannya, anak akan dengan mudah bergaul dengan pergaulan yang salah. Solusi yang tepat untuk hal ini tentu dapat dilakukan dengan cara membagi waktu antara pekerjaan dan waktu untuk mengurusi serta memperhatikan anak-anak dengan baik.
2. Batasi waktu keluar rumah
Waktu untuk bersosialisasi memang penting namun harus ada aturan dan batas-batasannya. Batasan dan aturan di dalam keluarga, harus dibicarakan dengan seluruh anggota keluarga agar nyaman satu dengan yang lain. Aturan yang dibuat tersebut dapat digunakan untuk membatasi ruang lingkup anak supaya tidak terjerumus pada pergaulan yang tidak sehat.Terutama pada malam hari, sebaiknya anak tidak boleh keluar kecuali ada hal yang mendesak atau dapat pula dengan didampingi oleh orang tua. Tidak adanya batasan waktu, membuat seorang anak akan lebih bebas sehingga dampak dari pergaulan bebas pun tidak dapat dielakkan.
3. Isi waktu kosong
Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu yang kosong dengan kegiatan yang bersifat positif. Mengisi waktu kosong menghindarkan diri dari sikap bermalas-malasan atau bahkan pergi keluar untuk bergaul dengan mereka yang telah terjerumus. Untuk remaja, isilah waktu kosong dengan kegiatan – kegiatan yang mendukung keahlian ataupun kemampuan seperti ekstrakurikuler dan organisasi. Dengan begitu, waktu akan terisi oleh hal – hal yang bernilai.
4. Jangan salah bergaul
Bagi remaja yang kini sedang pubertas, mereka pasti akan memilih teman yang mengasyikan daripada yang baik. Walaupun tidak boleh membeda – bedakan teman, tapi ada baiknya apabila memilih teman yang memang baik untuk masa depan kita. Memilih teman yang dalam artian tidak menjerumuskan kita pada kondisi yang buruk. Apabila seorang remaja sudah memiliki teman yang “tidak benar” maka
secara tidak sadar remaja tersebutakan terbawa arus yang “tidak benar”
5. Memperdalam iman
Kuatnya iman dan dekatnya hubungan remaja dengan Tuhan-nya akan membawa mereka jauh dari kata dosa. Semakin banyak kita memperdalam dan memperkuat iman, maka semua ajaran yang menyimpang pun sudah pasti tidak akan dilakukan. Kuatnya iman inilah yang membawa mereka jauh dari terjerumus kata dosa.
6. Tidak mencoba-coba
Masa remaja yang dipenuhi dengan teka – teki sehingga mengakibatkan rasa ingin tahu yang besar membuat remaja ingin mencoba hal – hal baru. Memang wajar sekali remaja memiliki perasaan tersebut, tapi ada baiknya dipilah terlebih dahulu apa yang harus di coba dan tidak. Hal – hal yang harus mereka coba adalah sesuatu yang bersifat positif dan membawa mereka pada keberhasilan. Mencoba sesuatu yang bersifat negatif akan membawa mereka pada hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
7. Peranan Orang Tua
Orang tua dan keluarga adalah lingkungan yang terdekat dengan remaja. Pengawasan orang tua dalam perkembangan remaja haruslah intensif. Orangtua harus meluangkan waktunya bersama anak – anak mereka agar anak – anak tersebut merasa diperhatikan. Rasa diperhatikan inilah yang membuat remaja akan selalu nyaman berada dirumah. Walaupun begitu, orang tua juga harus bisa menjadi teman
bagi anak – anak mereka agar nantinya mereka akan selalu merasa lengkap berada di lingkungan keluarga.

E. Simpulan
Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dikarenakan banyak faktor, yang paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman. Hal tersebut membuat pergaulan menjadi bebas sehingga banyak remaja yang bergaul tanpa batasan dan etika. Dari faktor-faktor penyebab seks bebas yang terurai diatas, dapat diketahui bahwa hal – hal tersebut harus diperhatikan dan harus dihindarkan dari remaja. Mengetahui dari dampak- dampak yang dihasilkan seks bebas, ternyata itu sangat mempengaruhi masa depan remaja. Bayangkan apabila seorang remaja yang hamil akibat seks bebas itu dengan terpaksa harus putus di bangku sekolah akibat ulahnya. Bilamana seorang remaja ternyata terinfeksi oleh penyakit HIV, pastilah remaja itu harus diasingkan agar tidak menularkan penyakit. Dari dampak- dampak diatas, dikethaui bahwa ada baiknya remaja dari sedini mungkin sudah diberikan pemahaman yang benar mengenai seks bebas. Perlu ada dan diingatkan terus untuk melakukan refleksi moral agar kelak remaja tersebut mengerti mengenai seks bebas dan paham dengan risiko yang ditanggung apabila melakukannya. Remaja harus berkembang menjadi dewasa tanpa seks bebas dan narkoba.

REFERENSI
http://cintalia.com/kehidupan/tips-kehidupan/cara-menghindari-pergaulan-bebas
https://www.scribd.com/doc/141837554/Makalah-Seks-Bebas-Dikalangan-Remaja
http://www.ramuanintim.com/cara-menghindari-seks-bebas-di-kalangan-remaja-dan-orang-dewasa
http://daerah.sindonews.com/read/1129869/23/parah-akibat-seks-bebas-47-siswi-di-ponorogo-hamil-1470728031
http://daerah.sindonews.com/read/1065114/23/lakukan-seks-bebas-10-mahasiswa-di-tulungagung-tertular-hiv-aids-1448632673
http://www.kompasiana.com/rumahbelajar_persada/63-persen-remaja-di-indonesia-melakukan-seks-pra-nikah_54f91d77a33311fc078b45f4
Sarwono, Sarlito W. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Persada

bahaya sex Bebas

Maraknya pergaulan bebas di tanah air, membuat angka seks bebas mengalami peningkatan drastis setiap harinya, terutama di kalangan para remaja. Keadaan ini sungguh memprihatinkan, apalagi hal ini akan berdampak buruk bagi kehidupan sosial dan juga bagi kesehatan.
Kaum perempuan berada di pihak yang paling dirugikan, karena akan mengundang banyak sekali bahayanya bagi cewek dibandingkan dengan cowok, terutama bagi kesehatan alat reproduksi mereka. Nah, berikut ini ulasan lima bahaya seks bebas bagi perempuan.

1. Hamil di luar nikah dan aborsi
Wajib Tahu, Ini Lho 5 Bahaya Seks Bebas Bagi Perempuan  dailyrecord.co.uk
Hamil di luar nikah merupakan kasus yang paling sering terjadi pada seks bebas. Akibat hamil di luar nikah ini, para pasangan yang merasa belum siap untuk menerima kehamilan tersebut, tak jarang melakukan tindakan yang kriminal seperti melakukan aborsi.

2. Resiko PMS (Penyakit Menular Seksual)
Wajib Tahu, Ini Lho 5 Bahaya Seks Bebas Bagi Perempuan  medium.com
Rentan terserang pms (penyakit menular seksual) seringkali terjadi pada seseorang yang aktif melakukan seks bebas dengan berganti-ganti pasangan. Akibatnya akan mudah tertular penyakit kelamin yang diderita oleh pasangan seksnya.
Penyakit menular seksual yang dapat ditularkan pria kepada wanita terdiri dari tujuh jenis lho, yaitu HIV/AIDS , Klamidia, Human Papilloma Virus (HPV), Virus Herpes Simpleks (HSV-2), Gonore (kencing nanah), Sifilis (penyakit raja singa), dan Genital Wart (kutil di kelamin).
3. Rentan terserang kanker serviks




Wajib Tahu, Ini Lho 5 Bahaya Seks Bebas Bagi Perempuan  helloflo.com
Meski kanker serviks banyak diderita oleh wanita berusia lanjut, tidak menutup kemungkinan untuk terjadi pada para gadis di bawah umur, akibat seringnya para remaja putri tersebut melakukan hubungan seks di luar nikah. Mengapa bisa terjadi? Karena hubungan seks yang dilakukan pada usia dibawah 17 tahun, dapat merangsang tumbuhnya sel kanker lho.
Hal tersebut terjadi karena rentang usia 12 hingga 17 tahun, perubahan sel yang ada pada mulut rahim sedang berada dalam fase yang sangat aktif. Sehingga ketika benda asing seperti alat kelamin pria serta sel sperma masuk ke dalam mulut rahim, membuat perkembangan sel menjadi abnormal. Sel-sel abnormal tersebut dapat berkembang lebih cepat, sehingga menyebabkan tumor pada serviks. Tumor yang ganas ini yang nantinya akan berkembang dan menjadi penyebab kanker serviks.
Selain karena akibat aktivitas seks di usia dini, kanker serviks juga disebabkan oleh seringnya berganti-ganti pasangan seks yang mengakibatkan meningkatnya resiko terinfeksi HPV.

4. Rentan terserang kanker payudara
Wajib Tahu, Ini Lho 5 Bahaya Seks Bebas Bagi Perempuan  health.com
Akibat melakukan hubungan seks bebas di usia dini, tidak hanya bisa memicu kanker serviks saja lho, tetapi juga bisa memicu kanker payudara. Oleh karena itu, sebaiknya hindari hubungan seks bebas dan melakukan aktivitas tersebut di usia dini, apalagi jika kamu melakukannya dengan berganti-ganti pasangan, tentu resiko terkena kanker akan lebih besar lagi.

5. Depresi
Wajib Tahu, Ini Lho 5 Bahaya Seks Bebas Bagi Perempuan  unsplash.com/Dmitry Schemelev
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, seks bebas seringkali menimbulkan stres dan juga depresi, terutama bagi para wanita. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan pemahaman tentang seks bagi pria dan wanita. Bagi para pria, hubungan seks adalah hal yang biasa, berbeda dengan wanita yang menganggap hubungan seks adalah sesuatu yang sangat berarti bagi mereka.
Seks bebas merupakan tindakan berbahaya yang sebaiknya dihindari, karena dapat menimbulkan masalah bagi psikologis dan juga kesehatan. Jangan rusak masa depanmu demi kesenangan yang sesaat ya!

Dampak Penggunaan Narkoba Bagi Generasi Muda ...