Maraknya Budaya Seks Bebas di Era Globalisasi: Suatu Refleksi Moral
photo google.com
A. PendahuluanMasa pubertas merupakan masa
peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang dimulai umur 8 – 14
tahun (Agustiani:2006). Mengutip pandangan Sarlito W.Sarwono dalam buku
yang berjudul Psikologi Remaja,bahwa pada masa pubertas inilah masa di
mana mereka mencari jati diri dan arti dari hidup. Pada masa-masa ini
pula remaja memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar dalam segala hal.
Tak heran apabila beberapa diantara mereka seringkali mengambil
keputusan yang berisiko hanya untuk merasakan hal-hal yang belum mereka
ketahui, termasuk misteri seksualitas. Banyak diantara mereka yang
merasakan tidak sabar akan hal tersebut.
Di era globalisasi seperti yang kita alami saat ini, remaja harus
terselamatkan dari dampak negatif globalisasi. Globalisasi memiliki arti
mendunia yang ibaratnya kebebasan. Banyak kebudayaan-kebudayaan asing
yang masuk, sementara budaya tersebut tidak cocok dengan kebudayaan kita
yang ketimuran(http://da-pe-t.blogspot.co.id). Sebagai contoh
kebudayaan seks bebas yang marak terjadi di budaya barat yang tidak
cocok dengan kebudayaan kita serta bertolakbelakang dengan dasar negara
kita, Pancasila.Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku
menyimpang.Istilah “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas
norma yang ada.Masalah seks bebas ini sering muncul baik di lingkungan
maupun di media massa.
Pada saat ini kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang
mengkkaatirkan. Sebanyak 63% remaja sudah pernah melakukan hubungan seks
dengan kekasihnya maupun orang sewaan untuk memuaskan hawa nafsu mereka
(daerah.sindonews.com). Hal ini terbukti pada saat Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) dan Kemenkes melakukan survei pada Oktober 2013
dilansir dari data m.kompasiana.com. Persentase yang cukup besar ini
sangat memprihatinkan dan menarik perhatian. Terlebih hal tersebut
dilakukan rata – rata dalam hubungan yang belum sah.
Kasus serupa yang dilansir dari data http://daerah.sindonews.com,
bahwa tercatat hingga bulan Juni 2016 setidaknya ada 47 siswi SMA dan
SMP yang hamil akibat seks bebas yang mereka lakukan. Data di
Pengadilan Agama Kabupaten Ponorogo,misalnya, mengatakan ada 47 pelajar
SMA dan SMP yang hamil serta putus sekolah. Sangat mengharukan apabila
generasi penerus bangsa ini dirusak oleh hal – hal yang seharusnya belum
mereka jajaki.
Seks bebas yang tak lazim untuk dilakukan ini memiliki dampak dalam
berbagai hal, yaitu mental, psikologi,dan kesehatan reproduksi.
Data
http://daerah.sindonews.com menyebutkan bahwa 10 mahasiswa di
Tulungagung tertular HIV/AIDS setelah melakukan seks bebas. Mereka
terinfeksi HIV/AIDS diakibatkan pasangannnya seringkali bergonta – ganti
pasangan. Dapat dilihat bahwa akibat adanya seks bebas ini adalah
munculnya penyakit serius yang tidak hanya membahayakan diri sendiri
namun juga membahayakan orang lain.
Permasalah seks bebas pada remaja adalah permasalahan yang serius dan
segera perlu diatasi agar tidak menyebabkan generasi penerus bangsa
yang tidak ber-Pancasila. Remaja adalah calon generasi penerus bangsa
yang memegang kunci masa depan bangsa ini. Berdasarkan data dan kasus
yang terjadi, maka masalah yang perlu kita bahas adalah refleksi tentang
penyebab, dampak, dan solusi untuk menangani maraknya budaya seks bebas
di era globalisasi ini.
B. Refleksi tentang Penyebab Munculnya Budaya Seks BebasAwal
mula seorang remaja terjerumus untuk melakukan seks bebas tidak mungkin
langsung begitu saja terjadi. Pasti ada hal yang menyebabkan mereka
ingin melakukan hal tersebut. Berikut adalah faktor-faktor yang
menyebabkan remaja melakukan seks
bebas :
1. Kekuatan iman yang memudar
Kehidupan beragama yang baik dan
benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam
menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh
situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karna
kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja
dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri,
karna agama adalah fondasi bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang
agama saja kurang, apalagi pengetahuan diluar agama tentu sangat kurang.
2. Kurangnya perhatian orang tua.
Orang tua sangat berperan
penting dalam kehidupan seorang anak karena perhatian orang tua sangat
diperlukan oleh seseorang karna orang tualah yang paling dekat dengan
anak. Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka
seorang anak akan mudah terjerumus dalam hal – hal yang buruk. Tetapi
ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang
tuanya sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup
pula, anak yang tergolong memiliki keprobadian buruk akan senantiasa
tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalan
penyesalan pada akhir perbuatannya
3. Rasa ingin tahu
Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar
terhadap seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa sensasi seks
terasa di awang – awang , ditambah lagi adanya infomasi yang tidak
terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka
untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa
mereka sadari bahwa percobaan tersebut berbahaya.
4. Tontonan tidak mendidik
Di era globalisasi ini, banyak sekali
tontonan yang sangat merusak melalui perantara internet maupun televisi.
Tontonan yang baik menghasilkan perilaku yang baik dan tontonan yang
buruk menghasilkan perilaku yang buruk. Di era ini, banyak sekali
tontonan “panas” yang menjadi asupan remaja. Hal ini sangat mendorong
remaja untuk menirukan apa yang mereka lihat karena keingintahuan mereka
yang
sangat besar.
5. Rendahnya pengetahuan tentang bahaya seks bebas.
Bagi mereka
yang pernah merasakan seksualitas, seks bebas adalah suatu hal yang
wajar bagi pergaulan mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa
ingin tahu yang tinggi, kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat
akan hal yang akan dilakukan dapat memudahkan untuk terjerumus ke dalam
hal-hal yang negatif.
6. Salah bergaul
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh
bagi para remaja. Apabila seorang remaja sudah salah dalam memilih teman
maka akibatnya akan fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan,
maka siapapun yang ingin masa depannya cerah ditengah bekapan arus
globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia harus pandai dalam
memilih teman.
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas.
Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari
penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan
atau agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan
perilaku yang tidak terkendali. Namun hal yang terpenting adalah
memperkuat iman setiap remaja. Karena jikalau iman remaja tersebut kuat,
untuk melakukan hal yang dianggapnya menyimpang pun takkan dilakukan.
C. Refleksi tentang Dampak Negatif Budaya Seks BebasBudaya
Seks bebas lebih banyak menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan dan
martabat kaum remaja atau dewasa yang melakukannya. Dampak negatif
tersebut adalah:
1. Hilangnya harga diri
Hilangnya kehormatan dan jatuh martabatnya
baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia serta merusak masa
depannya, dan meninggalkan memori buruk yang berkepanjangan bukan saja
kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan sangat
penting bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika kehormatan
tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan
wanita yang masih menjaganya.
2. Prestasi menurun
Apabila seorang remaja sudah melakukan seks
bebas, maka pikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut.
Rasa ingin mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam
mengikuti proses belajar akan menurun. Malas belajar, malas mengerjakan
tugas dan lain sebagainya dapat menurunkan prestasi remaja tersebut.
3. Hamil di Luar Nikah
Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan
masalah bagi pelaku. Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak
sekolah akan mengeluarkan pelaku jika ketahuan siswanya kedepatan ada
yang hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil diluar nikah akan
menimbulkan rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.
4. Aborsi dan Bunuh Diri
Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks
bebas akan menutup jalan pikiran pelaku, guna menutupi keburukan
ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya dan
keluarganya hal tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin melalui
aborsi bahkan bunuh diri.
5. Tercorengnya Nama Baik Keluarga
Semua orang tua akan merasa
sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga diidam-idamkan
hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng karna hal
tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang mendalam dihati
keluarga.
6. Tekanan Batin
Tekanan batin yang mendalam dikarenakan
penyesalan. Akibat penyesalan tersebut pelaku akan sering murung dan
berpikir yang tidak rasional.
7. Terjangkit Penyakit
Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta
penyakit-penyakit kelamin yang mematikan, seperti penyakit herpes dan
kanker mulut rahim. Jika hal tersebut terus dilakukan, penyakit tersebut
dapat menularkannya pada orang lain disekitarnya dan cukup
membahayakan.
D. Refleksi Moral Menangkal Budaya Seks BebasTidak
ada suatu persoalan atau masalah yang tanpa solusi. Persoalan seks
bebas harus ditangani oleh orang tua, sekolah, Pemerintah, dan remaja
sendiri. Diperlukan refleksi moral untuk menangkalnya. Berikut refleksi
moral yang dapat dilakukan untuk menangkal budaya seks bebas:
1. Hindari lingkungan yang buruk
Lingkungan merupakan area
bersosialisasi setelah keluarga. Ketika lingkungan yang digunakan untuk
bersosialisasi bukanlah lingkungan yang baik, maka perilaku menyimpang
dapat saja terjadi. Menjadi pekerjaan orang tualah untuk mendidik
anaknya supaya dapat mengerti baik dan buruk suatu perilaku sejak dini.
Namun terkadang karena kesibukan dari orang tua maka anak yang tidak
mendapat pengawasan dengan baik dan akhirnya banyak dari mereka yang
terjerumus pada pergaulan bebas.
Banyak dari orang tua yang berdalih jika pekerjaan mereka adalah
untuk kebutuhan anak juga. Hal ini memang dibenarkan namun ketika anak
merasa diabaikan maka sebagai pelampiasannya, anak akan dengan mudah
bergaul dengan pergaulan yang salah. Solusi yang tepat untuk hal ini
tentu dapat dilakukan dengan cara membagi waktu antara pekerjaan dan
waktu untuk mengurusi serta memperhatikan anak-anak dengan baik.
2. Batasi waktu keluar rumah
Waktu untuk bersosialisasi memang
penting namun harus ada aturan dan batas-batasannya. Batasan dan aturan
di dalam keluarga, harus dibicarakan dengan seluruh anggota keluarga
agar nyaman satu dengan yang lain. Aturan yang dibuat tersebut dapat
digunakan untuk membatasi ruang lingkup anak supaya tidak terjerumus
pada pergaulan yang tidak sehat.Terutama pada malam hari, sebaiknya anak
tidak boleh keluar kecuali ada hal yang mendesak atau dapat pula dengan
didampingi oleh orang tua. Tidak adanya batasan waktu, membuat seorang
anak akan lebih bebas sehingga dampak dari pergaulan bebas pun tidak
dapat dielakkan.
3. Isi waktu kosong
Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mengisi waktu yang kosong dengan kegiatan yang bersifat positif.
Mengisi waktu kosong menghindarkan diri dari sikap bermalas-malasan atau
bahkan pergi keluar untuk bergaul dengan mereka yang telah terjerumus.
Untuk remaja, isilah waktu kosong dengan kegiatan – kegiatan yang
mendukung keahlian ataupun kemampuan seperti ekstrakurikuler dan
organisasi. Dengan begitu, waktu akan terisi oleh hal – hal yang
bernilai.
4. Jangan salah bergaul
Bagi remaja yang kini sedang pubertas,
mereka pasti akan memilih teman yang mengasyikan daripada yang baik.
Walaupun tidak boleh membeda – bedakan teman, tapi ada baiknya apabila
memilih teman yang memang baik untuk masa depan kita. Memilih teman yang
dalam artian tidak menjerumuskan kita pada kondisi yang buruk. Apabila
seorang remaja sudah memiliki teman yang “tidak benar” maka
secara tidak sadar remaja tersebutakan terbawa arus yang “tidak benar”
5. Memperdalam iman
Kuatnya iman dan dekatnya hubungan remaja
dengan Tuhan-nya akan membawa mereka jauh dari kata dosa. Semakin banyak
kita memperdalam dan memperkuat iman, maka semua ajaran yang menyimpang
pun sudah pasti tidak akan dilakukan. Kuatnya iman inilah yang membawa
mereka jauh dari terjerumus kata dosa.
6. Tidak mencoba-coba
Masa remaja yang dipenuhi dengan teka – teki
sehingga mengakibatkan rasa ingin tahu yang besar membuat remaja ingin
mencoba hal – hal baru. Memang wajar sekali remaja memiliki perasaan
tersebut, tapi ada baiknya dipilah terlebih dahulu apa yang harus di
coba dan tidak. Hal – hal yang harus mereka coba adalah sesuatu yang
bersifat positif dan membawa mereka pada keberhasilan. Mencoba sesuatu
yang bersifat negatif akan membawa mereka pada hal yang tidak diinginkan
di kemudian hari.
7. Peranan Orang Tua
Orang tua dan keluarga adalah lingkungan yang
terdekat dengan remaja. Pengawasan orang tua dalam perkembangan remaja
haruslah intensif. Orangtua harus meluangkan waktunya bersama anak –
anak mereka agar anak – anak tersebut merasa diperhatikan. Rasa
diperhatikan inilah yang membuat remaja akan selalu nyaman berada
dirumah. Walaupun begitu, orang tua juga harus bisa menjadi teman
bagi anak – anak mereka agar nantinya mereka akan selalu merasa lengkap berada di lingkungan keluarga.
E. SimpulanTerjadinya seks bebas di kalangan
remaja dikarenakan banyak faktor, yang paling utama adalah pesatnya
perkembangan jaman. Hal tersebut membuat pergaulan menjadi bebas
sehingga banyak remaja yang bergaul tanpa batasan dan etika. Dari
faktor-faktor penyebab seks bebas yang terurai diatas, dapat diketahui
bahwa hal – hal tersebut harus diperhatikan dan harus dihindarkan dari
remaja. Mengetahui dari dampak- dampak yang dihasilkan seks bebas,
ternyata itu sangat mempengaruhi masa depan remaja. Bayangkan apabila
seorang remaja yang hamil akibat seks bebas itu dengan terpaksa harus
putus di bangku sekolah akibat ulahnya. Bilamana seorang remaja ternyata
terinfeksi oleh penyakit HIV, pastilah remaja itu harus diasingkan agar
tidak menularkan penyakit. Dari dampak- dampak diatas, dikethaui bahwa
ada baiknya remaja dari sedini mungkin sudah diberikan pemahaman yang
benar mengenai seks bebas. Perlu ada dan diingatkan terus untuk
melakukan refleksi moral agar kelak remaja tersebut mengerti mengenai
seks bebas dan paham dengan risiko yang ditanggung apabila melakukannya.
Remaja harus berkembang menjadi dewasa tanpa seks bebas dan narkoba.
REFERENSIhttp://cintalia.com/kehidupan/tips-kehidupan/cara-menghindari-pergaulan-bebas
https://www.scribd.com/doc/141837554/Makalah-Seks-Bebas-Dikalangan-Remaja
http://www.ramuanintim.com/cara-menghindari-seks-bebas-di-kalangan-remaja-dan-orang-dewasa
http://daerah.sindonews.com/read/1129869/23/parah-akibat-seks-bebas-47-siswi-di-ponorogo-hamil-1470728031
http://daerah.sindonews.com/read/1065114/23/lakukan-seks-bebas-10-mahasiswa-di-tulungagung-tertular-hiv-aids-1448632673
http://www.kompasiana.com/rumahbelajar_persada/63-persen-remaja-di-indonesia-melakukan-seks-pra-nikah_54f91d77a33311fc078b45f4
Sarwono, Sarlito W. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Persada